Monday, December 5, 2016

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB I
PENDAHULUAN
                          
1.1    Latar Belakang
                 Kebutuhan energi primer Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah  penduduk dan ekonomi. Hal ini menyebabkan peningkatan pada kebutuhan energi primer dan listrik. Kebutuhan energi primer tersebut sebagian disuplai oleh energi fosil, yang pada tahun 2003 terdiri dari 54,4% minyak bumi, gas alam 26,5%, batubara 14,1 % dan sisanya adalah energi baru dan terbarukan.
                 Saat ini panas bumi (geotermal) mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru,Australia, Jepang. Bahkan, sejak 2005 AS sudah sibuk dengan riset besar mereka di bidang geotermal, yaitu Enhanced Geothermal Systems (EGS). Saat harga minyak bumi melambung seperti saat ini, panas bumi menjadi salah satu energi alternatif yang tepat bagi pembangkit listrik di Indonesia. Panas bumi di Indonesia mudah didapat secara kontinu dalam jumlah besar, tidak terpengaruh cuaca,dan jauh lebih murah biaya produksinya daripada minyak bumi atau batu bara.Untuk menghasilkan 330 megawatt (MW),pembangkit listrik berbahan dasar minyak bumi,memerlukan 105 juta barel minyak bumi, sementara pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi.
                 Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata yang lebih ekstrim, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis energi nasional kita, pemerintah melalui PLN akan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energi-nya adalah panas bumi (Geothermal).

1.2    Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian pembangkit listrik tenaga panas bumi ?
2.      Sebutkan jenis jenis panas bumi ?
3.      Sebutkan komponen komponen PLT panas bumi ?
4.      Bagaimana prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi ?
1.3  Tujuan
1.      Dapat menjelaskan tentang pembangkit listrik tenaga panas bumi
2.      Dapat menyebutkan jenis jenis panas bumi
3.      Dapat menyebutkan dan menjelaskan komponen PLT panas bumi
4.      Dapat menjelaskan prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat celcius. Permukaan pada mulanya juga memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun) suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi (Anonim, 1998).
      Energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
      Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energy yang dapat diperbaharui dan berkelanjutan (renewable and sustainable). Panas bumi banyak ditemui di daerah yang memiliki banyak gunung berapi aktif, seperti Indonesia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Jepang, Filipina, Meksiko, dan Islandia. Panas bumi berasal dari dalam permukaan bumi atau lebih tepatnya di bawah kerak bumi (astenosphere hingga lapisan mantel). Pada daerah tersebut terdapat magma, yang sangat panas dan bersifat mobile, yang terbentuk dari lelehan batuan secara alami. Magma juga berasal dari material radioaktif seperti uranium dan potassium. Energi panas bumi ini sangatlah menjanjikan, karena selain renewable dan sustaible, kekuatan energinya lebih besar dari minyak dan gas bumi. Karenanya, tidak heran jika energi panas bumi ini mulai dikembangkan untuk menjadi energi alternatif (Anonim, 2014).
2.2  Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia
                
Indonesia merupakan salah satu negara terbesar pengguna dan produsen energi terbarukan di Asia Tenggara.Dengan populasi melebihi 250 juta orang yang memiliki permintaan listrik tinggi.
Permintaan Indonesia tergantung pada berbagai metode yang digunakan untuk menghasilkan listrik dari batubara, minyak mentah, dan pembangkit tenaga air untuk pembangkit daya listrik.
Di bawah permukaan bumi ada beberapa lempeng tektonik yang meluncur di atas mantel. Arus konveksi menggerakan lempeng bumi hingga saling bertabrakan satu sama lain. Dimana dua lempeng yang bertemu disebut dengan nama batas lempeng.
sepanjang batas lempeng tersebut, terjadilah gempa bumi, aktivitas gunung berapi, dan terbentuknya palung.
Batas-batas lempeng memiliki dua jenis yaitu batas konvergen, dimana dua lempeng saling bertabrakan satu sama lain menciptakan zona subduksi yang memaksa satu lempeng untuk menghujam lempeng lainnya.
Batas lainnya disebut batas divergen. Sepanjang batas ini, dua lempeng bergerak menciptakan ruang yang dipenuhi magma dan menjadi cekungan laut.
Karena posisi Indonesia di Cincin Api Pasifik yang mengelilingi Samudera Pasifik, negara memperoleh kelimpahan batuan yang mampu menampung panas bumi, yang dapat digunakan sebagai energi terbarukan untuk menghasilkan listrik.
Reservoir geothermal terjadi pada batas-batas yang terdiri dari 4 komponen utama: waduk, cairan, batuan penutup, dan sumber panas.
Reservoir bertindak sebagai wadah yang terdiri dari cairan panas bumi dan bisa memiliki bentuk baik uap, air, ataupun keduanya, yang kemudian terjebak di bawah permukaan.
Batuan penutup merupakan lapisan kedap air yang terletak di atas wadah atau waduk yang bertindak sebagai penutup untuk menghentikan cairan agar tidak bergerak ke permukaan, dan magma menjadi sumber panas yang memanaskan cairan untuk menghasilkan energi.
Untuk memanfaatkan energi panas bumi, perlu adanya pengeboran sumur jauh ke dalam bumi yang kedalamannya bisa mencapai 4 kilometer.
Panas kemudian diambil uapnya dari bawah bumi dengan menyalurkan cairan untuk menggerakan turbin yang kemudian menghasilkan listrik. Lalu hal itu akan mampu menghasilkan tenaga listrik bagi ribuan rumah.
Indonesia memiliki potensi sebesar 40% sumber daya panas bumi karena mengandung cadangan panas bumi terbesar di dunia yang letaknya di permukaan negara Indonesia.
Namun Indonesia hanya menggunakan cadangan tersebut sebesar 5% karena kebanyakan dari sumber tersebut terletak di hutan dan kawasan konservasi yang dilindungi.
Sejak kegiatan panas bumi digolongkan sebagai aktivitas pertambangan, perusahaan dilarang untuk melakukan eksplorasi atau pengeboran di daerah tersebut, sedangkan peraturan yang baru sekarang memisahkan kegiatan eksplorasi panas bumi dengan pertambangan yang mengambil keuntungan dari cadangan negara besar.
Indonesia saat ini merupakan produsen panas bumi terbesar ketiga di dunia, daru tujuh area panas bumi yang tersebar di seluruh Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara yang memproduksi 1,439 MW 2.
Pembangkit Wayang Windu dioperasikan oleh Star Energy di Jawa Barta yang merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia, yang mampu memproduksi tenaga listrik hingga 227 MW, yang berkontribusi sekitar 16% dari tenaga panas bumi negara.
Lahan terletak pada resevoir yang unik, transisi antara dominasi vapour dan dominasi cairan di area seluar 40 kilometer persegi, salah satu potensi yang sangat besar.

2.2.1        Proses Terbentuknya Energi Panas Bumi
     Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfataannya diperlukan proses penambangan . Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi. Panas Bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung Panas Bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
    Panas yang berasal dari dalam bumi dihasilkan dari reaksi peluruhan unsur - unsur radioaktif seperti uranium dan potassium. Reaksi nuklir yang sama saat ini masih terjadi di matahari dan bintang-bintang yang tersebar di jagad raya. Reaksi ini menghasilkan panas hingga jutaan derajat celcius. Pada kedalaman 10.000 meter atau 33.000 feet, energi panas yang dihasilkan bisa mencapai 50.000 kali dari jumlah energi seluruh cadangan minyak bumi dan gas alam yang masih tersedia.
    Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:
1.      Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.
2.      Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat bumi.
3.      Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi (wikipedia.org).

    Terbentuknya panas bumi, sama halnya dengan prinsip memanaskan air (erat hubungan dengan arus konveksi). Air yang terdapat pada teko yang dimasak di atas kompor, setelah panas, air akan berubah menjadi uap air . Hal serupa juga terjadi pada pembentukan energi panas bumi. Air tanah yang terjebak di dalam batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan yang panas karena kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air tanah yang terletak diatasnya sampai suhu yang cukup tinggi ( 100 – 250 C). Sehingga air tanah yang terpanaskan akan mengalami proses penguapan. Apabila terdapat rekahan atau sesar yang menghubungkan tempat terjebaknya air tanah yang dipanaskan tadi dengan permukaan maka pada permukaan kita akan melihat manifestasi thermal. Salah satu contoh yang sering kita jumpai adalah mata air panas, selain solfatara, fumarola, geyser yang merupakan contoh manifestasi thermal yang lain.
Gambar 1.1 Proses Terbentuknya Energi Panas Bumi
    Uap hasil penguapan air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap tanah jika tidak ada saluran yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan. Uap yang terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada daerah tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai entalpi inilah yang kita mamfaatkan dan kita salurkan untuk memutar turbin sehingga dihasilkanlah energi listrik (tentunya ada proses-proses lain sebelum uap memutar turbin) (Maryadi, 2012).
Sistem panas bumi sering kali juga diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistem entalpi rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada kenyataannya tidak berdasarkan pada harga entalpi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur mengingat entalpi adalah fungsi dari temperatur. Pada tabel di bawah ini ditunjukkan klasifikasi sistem panas bumi yang biasa digunakan.

Tabel 2.1 Klasifikasi Sistem Panas Bumi

Muffer &
Cataldi (1978)
Benderiter &
Cormy (1990)
Haenel, Rybach &
Stegna (1988)
Hochestein
(1990)
Sistem panas bumi entalpi rendah
<90oC
<100oC
<150oC
<125oC
Sistem panas bumi entalpi sedang
90150oC
100200oC
-
125225oC
Sistem panas bumi entalpi tinggi
>150oC
>200oC
>150oC
>225oC


2.2  Jenis Jenis Panas Bumi
                 Energi panas bumi atau energi geothermal yang terdapat dibumi terdapat dalam berbagai bentuk. Sumber daya Panas Bumi terdiri dari 4 jenis yaitu, hidrothermal, Hot dry rocksGeopressured dan magma. Energi panas bumi yang umum dimanfaatkan adalah sistem hirothermal karena pada sistem hidrothermal pori-pori bataun mengandung air, uap, atau keduanya dan reservoir umumnya terletak tidak terlalu jauh sehingga masih ekonomis untuk diusahakan.
     Energi panas bumi yang terdapat di Indonesia dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu : 
1.      Energi Panas Bumi Uap Basah
            Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin. Jenis sumber energi panas bumi dalam bentuk uap basah agar dapat dimanfaatkan maka terlebih dahulu harus dilakukan pemisahan terhadap kandungan airnya sebelum digunakan untuk menggerakan turbin.  Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.


Gambar 1.2  Dry SystemPower Plant
1.      Energi Panas Bumi Air Panas
           Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi “uap panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.
Gambar 1.3 Flash System Power Plant
1.      Energi Panas Bumi Batuan Panas
            Energi panas bumi jenis ketiga berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi terjadi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untukmemanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi

Gambar 1.4 Binary Cycle Power Plaant



2.2  Komponen Komponen PLT Panas Bumi
1. Separator
Sumur - sumur panas bumi umumnya memproduksikan fluida campuran, uap dan air, sedangkan turbin di PLTP digerakkan oleh fluida kerja berupa uap kering atau hampir superheated (uap air). Pemisahan uap dan air ini dilakukan di separator. Karakteristik operasional separator yang harus dicapai pada pemisahan fluida panas bumi yang paling penting adalah efisiensi pemisahan fluida yang harus tinggi dan penurunan tekanan yang kecil selama di separator untuk mencegah terjadi endapan (scaling) dan korosi di sudu turbin (blade) serta menghasilkan output listrik yang tinggi.
Pemisahan uap atau gas dari fluida panas bumi menggunakan prinsip pemisahan dan pengumpulan partikel (the dust separation and collection). Banyak alat yang digunakan pada pemisahan partikel kering diadaptasi untuk pemisahan liquid. Karena faktor ekonomi dan sifat fluida panas bumi yang berbeda, metoda interical impaction (termasuk sentrifugal dimana merupakan salah satu metoda pemisahan) umum dipakai pada fluida panas bumi.



2 .  Deminister
Deminister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang pada umumnya berukuran 14.5 m3 yang didalamnya terdapat kisi-kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit. 
3. Turbin-Generator
Turbin adalah suatu mesin penggerak dimana energi fluida kerja, dalam hal ini adalah uap, dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin. Bagian turbin yang berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin ini terletak didalam rumah turbin. Roda turbin memutar poros yang menggerakan atau memutar bebannya, yang dalam hal ini adalah generator listrik. Generator disini berfungsi untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.


Gambar 1.7 Turbin-Generator
Secara umum, terdapat dua jenis turbin yaitu turbin tanpa kondenser (Atmospheric Exhaust/Back Pressure Turbine) dimana yang keluar dari turbin langsung dibuang ke udara dan turbin dengan kondenser dimana fluida yang keluar dari turbin dialirkan ke kondenser untuk dikondensasikan. Turbin kondensor dilengkapi dengan kondensor (condensing unit). Uap (baik yang berupa uap kering ataupun uap hasil separasi) yang keluar dari turbin dimasukkan ke dalam kondensor dengan tekanan vakum sehingga output power yang dihasilkan menjadi lebih tinggi dan menjadi lebih efisien. Uap keluaran dari turbin diubah menjadi kondensat di dalam kondensor. Kondensat dapat dikembalikan atau direinjeksikan ke dalam reservoar.
4. Kondenser


Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap dari turbin dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Ada dua jenis kondensor, yaitu direct contact or jet condenser dan surface condenser. Pada direct contact condenser, uap yang keluar dari turbin langsung bersentuhan dengan fluida pendingin. Sedangkan pada surface condenser, uap yang keluar dari turbin tidak bersentuhan langsung dengan fluida pendingin. Proses pendinginannya terjadi pada alat penukar kalor (heat exchanger) yang umumnya berupa Shell and Tube Heat Exchanger.
Gambar 1.8 Kondenser
5. Gas Removal System 
Uap panas bumi mengandung kotoran seperti zat padat yang terlarut dan non-condensable gases (NCG). Kandungan NCG di dalam uap panas bumi bervariasi dari hampir nol hingga 15 % berat tergantung lokasi dari sumur. Pada suatu PLTP, setelah diekspansi di dalam turbin, uap panas bumi dikondensasi oleh air pendingin di dalam kondensor, sementara NCG tetap dalam kondisi gas. Akumulasi dari NCG di dalam kondensor menyebabkan tekanan kondensor naik, yang pada gilirannya mengurangi output power dari turbin. Untuk menjaga tekanan kondensor tetap rendah, NCG harus dikeluarkan secara terus menerus dari kondensor dengan menggunakan gas removal system. Dengan demikian, gas removal system merupakan peralatan penting pada sistem PLTP, karena berfungsi untuk mempertahankan kondisi vakum di dalam kondensor dengan cara mengeluarkan NCG dan kondenser dan membuangnya langsung ke atmosfir.
Peralatan ekstraksi gas yang biasa digunakan di PLTP-PLTP di Indonesia adalah steam jet ejector dan Liquid ring Vacuum pump (LRVP). Pemilihan tipe gas removal system sangat penting mengingat cukup tingginya kandungan non-condensable gas (NCG) dalam uap. Kriteria utama dalam pemilihan peralatan gas removal system sebagai berikut:
  •    Tekanan kondenser (derajat kevakuman kondenser)
  •    Jumlah laju alir massa gas yang akan diambil dari kondenser
  •    Konsumsi energi yang dibutuhkan oleh peralatan gas ekstraksi
  •    Jumlah massa dan temperatur air pendingin yang dibutuhkan dalam kondenser
A. Steam Jet Ejector
Steam jet ejector pertama kali ditemukan oleh Le Blance dan Charles Parsons. Steam ejector bekerja dengan memanfaatkan panas buang dari sistem pembangkit daya, ruang pembakaran dan pada mesin industri untuk menghasilkan proses refrigerasi. Steam jet ejector secara umum terdiri empat bagian yaitu: divergen nosel (primary nozzle), ruang hisap (suction chamber), constan area duct atau throat section atau mixing tube dan diffuser.
Prosesnya dapat dilihat pada gambar dibawah yaitu dimulai dengan uap bertekanan dan temperatur tinggi dari boiler (disebut dengan primary fluid atau motive fluid) masuk ke primary nozzle dan keluar mencapai kecepatan supersonic sehingga akan menarik secondary fliud yang bertekanan dan temperatur rendah dari suction chamber bercampur di mixing chamber, kemudian kecepatannya akan turun menjadi subsonik seiring laju aliran ke diffuser dan tekanan akan meningkat. Jadi peran steam jet ejector disini adalah sebagai pengganti kompresor pada siklus kompresi uap yaitu menaikkan tekanan aliran dari evaporator melalui suction chamber. (Fahris, 2010)

Gambar 1.9 Steam Jet Ejector
Tingkat kevakuman atau tekanan yang dapat dicapai oleh steam jet ejector bervariasi antara 0,13 bar a untuk single stage sampai dengan 0,03 bar a untuk two stage steam jet ejector. Kebutuhan uap untuk motive steam tergantung dari jumlah aliran gas yang akan diekstraksi. Kondisi motive steam harus uap kering dan jenuh. Jika terdapat moisture dalam steam, separator dan steam trap dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas steam. Minimum dryness steam yang dianjurkan adalah 99.5%. Kualitas uap yang buruk tidak akan membahayakan sistem, tetapi dapat menyebabkan erosi di steam nozzle dan diffuser.
B.  Liquid Ring Vacuum Pump (LRVP)
LRVP merupakan kelompok pompa positive displacement. Karakteristik pompa ini adalah menyalurkan energi dari impeler ke fluida yang dipompakan melalui cincin cairan. LRVP terdiri atas rotor tunggal dengan satu set baling-baling di bagian depannya seperti terlihat pada gambar dibawah:

Gambar 2.0 Liquid Ring Vacuum Pump (LRVP)
Prinsip kerja LRVP adalah menaikkan tekanan gas dengan memutar baling-baling impeler (impeller vanes) dalam sebuah silinder casing yang eksentris. Ketika impeler dari pompa berputar, gaya sentrifugal akan melempar liquid membentuk lingkaran konsentris di sekeliling casing dan melakukan kerja kompresi. Fluida yang biasanya air akan membentuk cincin silinder pada bagian dalam casing. Cincin air ini menghasilkan sealing di bagian antara baling-baling impeler yang membentuk ruang bertekanan. Posisi impeler terhadap casing menyebabkan melebarnya jarak antara blade impeler dengan casing di sisi inlet dan menyempitnya jarak di sisi keluaran. Eccentricity antara perputaran sumbu impeler dengan sumbu geometris casing menghasilkan sebuah siklus volume ditutup oleh baling-baling dan liquid ring. Kemudian gas ditarik masuk ke dalam pompa melalui inlet port di bagian akhir casing. Gas selanjutnya terjebak di dalam ruang kompresi yang terbentuk oleh impeller vanes dan liquid ring. Kemudian adanya putaran impelerLiquid ring akan menekan gas dan mendorongnya ke luar ke outlet port. Cairan yang ada di bagian keluaran gas kemudian dipisahkan yang selanjutnya didinginkan atau disirkulasikan dalam sebuah sistem pemisahan. (Lehmann, 1995). LRVP memiliki kapasitas antara 3 s.d 27 m3/jam dan pada umumnya digunakan untuk tekanan antara 0,13 s.d. 5,5 bar a bahkan adakalanya digunakan sampai pada tekanan 7 bara a. LRVP biasanya digunakan sebagai peralatan gas removal system pada tekanan tingkat kedua mengikuti steam ejector tingkat pertama bila kapasitas fluida dari sumur yang masuk relatif rendah. (HEI, 2011).
C.  Intercondenser dan Aftercondenser
Intercondenser merupakan kondenser yang dipasang setelah stage pertama steam set ejector , sementara aftercondenser dipasang setelah stage kedua steam jet ejector untuk ejector system. Tujuan dari pemasangan intercondenser dan aftercondenser ini adalah untuk mengkondensasi  motive steam dan steam yang terikut dengan NCG pada proses pembuangan NCG. Kondensat yang dihasilkan lalu dialirkan ke kondenser utama sedangkan NCG dibuang melalui cooling tower stack.
6.  Hot Well Pump (HWP)
Hot Well Pump adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didinginkan. Jenis pompa yang sering digunakan adalah Vertical Barriel type 1 Stage Double Suction Centrifugal Pump, dengan jumlah dua buah pompa untuk setiap unit.
Gambar 2.1 Hall Well Pump


7.   Cooling tower
Cooling tower berfungsi untuk mendinginkan kondensat dari pompa HWP agar selanjutnya kondesat ini dapat disirkulasikan sebagai air pendingin. Cooling tower yang biasa digunakan adalah di PLTP adalah jenis mechanical draft cross flow tower . Cooling tower ini menggunakan kipas untuk mengalirkan udara sebagai pendingin. Pada mechanical draft cooling tower air panas dari kondensor disemprotkan pada struktur kayu yang berlapis-lapis yang disebut fill. Pada saat air mengalir melalui fill, perpindahan panas akan terjadi dari air panas ke udara (dibagian atas dari cooling tower ini terdapat kipas angin/fan). Air kemudian dipompakan kembali ke kondensor.
Cooling tower jenis ini relatif murah dan fleksibel karena kecepatan kipas angin dapat diubah-ubah disesuaikan dengan kondisi udara luar dan beban turbin. Kelemahannya adalah konsumsi energi untuk menggerakan kipas angin relatif besar dan biaya perawatannya relatif tinggi. Selain itu, ada tipe lain yaitu Natural Draught Cooling tower yang pada dasarnya bekerja dengan prinsip yang sama dengan mechanical draft cooling tower, kecuali disini aliran udara pendingin tidak berasal dari fan, tapi dikarenakan bentuk dan tingginya cooling tower. Aliran bisa diatur searah maupun berlawanan arah. Cooling tower jenis ini relatif mahal dan dan tidak sefleksibel mechanical draft cooling tower. Salah satu keuntungannya adalah biaya perawatannya relatif rendah.

Gambar 2.2 Cooling Tower



Prinsip Kerja Pembangkit Listrik tenaga Panas Bumi

Gambar 2.3 Prinsip Kerja PLTP
  1. Uap di-supply dari sumur produksi melalui sistem transmisi uap yang kemudian masuk ke dalam Steam Receiving Header sebagai media pengumpul uap. Steam Receiving Header dilengkapi dengan Rupture Disc yang berfungsi sebagai pengaman terakhir unit .Bila terjadi tekanan berlebih (over pressure) di dalam Steam Receiving maka uap akan dibuang melalui Vent Structure.Vent Structure berfungsi untuk warming-up di pipe line ketika akan start unit dan sebagai katup pengaman yang akan membuang tekanan bila sudden trip terjadi.
  2. Dari Steam Receiving Header uap kemudian dialirkan ke Separator (Cyclone Type) yang berfungsi untuk memisahkan uap (pure steam) dari benda-benda asing seperti partikel berat (Sodium, Potasium, Calsium, Silika, Boron, Amonia, Fluor dll).
  3. Kemudian uap masuk ke Demister yang berfungsi untuk memisahkan moisture yang terkandung dalam uap, sehingga diharapkan uap bersih yang akan masuk ke dalam Turbin.
  4. Uap masuk ke dalam Turbin sehingga terjadi konversi energi dari Energi Kalor yang terkandung dalam uap menjadi Energi Kinetik yang diterima oleh sudu-sudu Turbin. Turbin yang dikopel dengan generator akan menyebabkan generatkut berputar saat turbin berputar sehingga terjadi konversi dari Energi Kinetik menjadi Energi Mekanik.
  5. Generator berputar menghasilkan Energi Listrik (Electricity)
  6. Exhaust Steam (uap bekas) dari Turbin dikondensasikan di dalam Condensor dengan sistem Jet Spray (Direct Contact Condensor).
  7. NCG (Non Condensable Gas) yang masuk kedalam Condensor dihisap oleh First Ejector kemudian masuk ke Intercondensor sebagai media pendingin dan penangkap NCG. Setelah dari Intercondensor, NCG dihisap lagi oleh Second Ejector masuk ke dalam Aftercondensor sebagai media pendingin dan kemudian dibuang ke atmosfir melalui Cooling Tower.
  8. Dari Condensor air hasil condensasi dialirkan oleh Main Cooling Water Pump masuk ke Cooling Tower. Selanjutnya air hasil pendinginan dari Cooling Tower uap kering disirkulasikan kembali ke dalam Condensor sebagai media pendingin.
  9. Primary Cooling System disamping sebagai pendingin Secondary Cooling System juga mengisi air pendingin ke Intercondensor dan Aftercondensor.
  10. Overflow dari Cold Basin Cooling Tower akan ditampung untuk kepentingan Reinjection Pump.
  11. River Make-Up Pump beroperasi hanya saat akan mengisi Basin Cooling Tower.












BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
·      Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya.
·      PLTP memanfaatkan uap panas bumi sebagai pemutar generator.
·      Secara singkat Prinsip kerja PLTP :
·      Panas tekanan tinggi digunakan untuk memutar turbin muncul beda potensial menghasilkan listrik.
·      Teknologi PLTP dibedakan menjkadi 3 yaitu dry steamflash steam, dan binary cycle.
Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
a. Bersih
PLTP tidak membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar turbin serta menghemat pemanfaatan bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui. Kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita.
b. Tidak boros lahan
Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya per MW lebih kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit lain.
c. Dapat diandalkan
PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun. Suatu pembangkit listrik geothermal terletak diatas sumber bahan bakarnya. Hal ini membuat resisten terhadap hambatan penghasilan listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan bencara alam yang bias mengganggu transportasi bahan bakar.
d. Fleksibel
Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan tambahan dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat.
e. Mengurangi pengeluaran
Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk PLTP, selalu terdapat dimana pembangkit itu berada.
f. Pembangunan
PLTP dilokasi terpencil bisa miningkatkan standar kualitas hidup dengan cara membawa listrik ke orang yang bertempat tinggal jauh dari sentra populasi listrik.
g. Dengan ratifikasi “kyoto protocol” menunjukkan komitmen negara maju terkait global warming untuk insentif atau carbon credit terhadap pembangunan ( clean development mechanism ) berdasarkan seberapa besar pengurangan CO2 dibandingkan dengan base line yang telah ditetapkan.
Grafik Emisi Gas dari Bermacam-macam Pembangkit
Dari grafik diatas pembangkit dengan bahan bakar panas bumi memiliki emisi yang paling rendah yaitu 100 kg/kWh.
4.       Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
a.PLTP dibangun didaerah lapang panas bumi dimana terdapat banyak sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H2S. Kandungan ini bersifat korosit yang menyebabkan peralatan mesin maupun listrik berkarat.
b.  Ancaman akan adanya hujan asam.
c. Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosi dan akan mempengaruhi pada kegiatan operasional.
d. Menyusut dan menurunnya debit maupun kualitas sumber mata air tanah maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air.
e. Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman kebakaran hutan dimana diperlukan waktu antara 30-50 tahun untuk mengembalikan fungsi hutan lindung semeperti semula.
f. Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, CO2, CO, NO2 dan H2S.

3.2    Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat bermafaat dan dapat membantu mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi untuk masa yang akan dating, yaitu :
o          Perlunya kesadaran kita terhadap pembangkit panas bumi sebagai sumber energi listrik. 
o          Memanfaatkan lingkungan yang berpotensi menghasilkan panas bumi untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik.

Grafik Emisi Gas dari Bermacam-macam Pembangkit
Dari grafik diatas pembangkit dengan bahan bakar panas bumi memiliki emisi yang paling rendah yaitu 100 kg/kWh.
4.       Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
a.PLTP dibangun didaerah lapang panas bumi dimana terdapat banyak sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H2S. Kandungan ini bersifat korosit yang menyebabkan peralatan mesin maupun listrik berkarat.
b.  Ancaman akan adanya hujan asam.
c. Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosi dan akan mempengaruhi pada kegiatan operasional.
d. Menyusut dan menurunnya debit maupun kualitas sumber mata air tanah maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air.
e. Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman kebakaran hutan dimana diperlukan waktu antara 30-50 tahun untuk mengembalikan fungsi hutan lindung semeperti semula.
f. Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, CO2, CO, NO2 dan H2S.


DAFTAR PUSTAKA



No comments:

Post a Comment